MAKASSAR – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa menggelar “Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Kurikulum” selama 3 hari, mulai 10-12/11/2022 di Hotel Remcy Makassar.
FGD tersebut dihadiri 43 orang, yang terdiri dari Dosen dan Tim bagian akademik, kemahasiswaan dan alumni Polbangtan Gowa.
FGD Penguatan kurikulum kali ini fokus pada capaian pembelajaran yang diharapkan mampu memenuhi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai keadaan sosial, ekonomi dan budaya akademik.
Oleh karena itu, Selain para dosen Polbangtan Gowa, FGD juga menghadirkan beberapa stakeholder dari DUDI, dinas pertanian terkait, Alumni, serta Akademisi lainnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Polbangtan adalah pabrik pencetak petani milenial.
“Politeknik Pembangunan Pertanian sebagai pelaksana pendidikan vokasi merupakan pabrik pencetak generasi milenial. Generasi milenial memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam berbagai aspek bisnis sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian”, tegas Mentan Syahrul.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Para petani milenial muda harus banyak tercipta melalui Polbangtan.
“Para petani milenial muda harus banyak tercipta melalui Polbangtan. Maka sebagai pendidikan tinggi vokasi, diperlukan kerja sama dengan berbagai lembaga, baik itu Sekolah, Universitas, Dunia Usaha maupun Dunia Industri (DUDI)”, ungkap Dedi.
Menurut Direktur Polbangtan Gowa Syaifuddin, kegiatan FGD penguatan Kurikulum dilakukan sebagai upaya perbaikan penyesuaian kurikulum yang telah ada.
Hal tersebut sebagaimana ia sampaikan saat membuka acara, “Kegiatan ini sangat tepat untuk memperbaiki dan menguatkan kurikulum. Apalagi sekarang zamannya bagaimana kohesi antara manusia dan mesin, dan berbagai inovasi baru yang melibatkan IOT”, ujar Syaifuddin.
Untuk mengembangkan kualitas profil lulusan, berbagai upaya memang dilakukan Polbangtan Gowa. Terkhusus pada pengelolaan potensi keluaran mahasiswa yang dipersiapkan menjadi generasi baru milenial yang akan terjun ke dunia pertanian.
Ketika ditanya mengapa penguatan kurikulum, Syaifuddin menyebutkan, karena ia merupakan alat untuk mencapai tujuan.
“Seperangkat alat yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan kepada mahasiswa agar bisa sukses dan mencapai mimpinya”, uar Syaifuddin.
Kegiatan ini juga menghadirkan dua orang narasumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Abdul Rahman (Tim Staf Khusus), serta Haryo Kusuma Wibawa, Kepala Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka.
Pada kesempatan paparannya mengenai “Penguatan Kurikulum pada Pendidikan Vokasi”. Abdul Rahman menyampaikan logical framework dalam menyusun Kerangka kerja perancangan kurikulum, yang mana setiap tahapannya mempunyai korelasi masing-masing.
Menurutnya, lulusan harus memenuhi capaian pembelajaran berdasarkan 4 aspek yaitu, keterampilan khusus, pengetahuan, sikap, dan keterampilan umum.Pada sesi pembahasan, FGD dibagi menjadi 2 kelompok, yakni Pertanian dan Peternakan.
Di akhir dihasilkan beberapa rumusan FGD meliputi; perlunya penambahan deskripsi lebih detail untuk beberapa mata kuliah sesuai dengan kebutuhan DUDI dan Stakeholder, perlunya kegiatan public speaking bagi mahasiswa untuk menunjang kegiatan penyuluhan di lapangan, serta membekali mahasiswa materi penyuluhan yang berbasis IT.
Selain itu, beberapa aksi perlu dilakukan seperti; melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait identifikasi potensi wilayah yang akan menjadi lokasi magang, komunikasi dua arah antara PT dan Stakeholder dalam kegiatan MBKM, dan membuat bahan kajian yang sesuai dengan capaian pembelajaran untuk mencapai CPMK.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan juga panduan praktikum setiap mata kuliah yang disusun bersama oleh Dosen dan PLP, serta standarisasi mentor magang untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship mahasiswa.