GOWA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong lembaga pendidikan vokasi agar lebih maksimal dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian. Untuk itu, Kementan berharap pendidikan vokasi dapat mencetak petani milenial yang profesional, mandiri, dan berjiwa wirausaha (entrepreneurship).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan, “Pendidikan vokasi dapat melahirkan petani milenial yang mampu memberikan inovasi. Karena bagaimanapun, masa depan pertanian ada di generasi milenial.
SYL menambahkan, “Kita akan terus berusaha mencetak SDM Pertanian handal meneruskan dan mengisi pembangunan pertanian”, jelasnya.
Oleh karena itu, Dedi menilai pengembangan pendidikan vokasi menjadi kunci. Sebab lewat pendidikan vokasi ini bisa banyak lahir petani milenial. Output dari pendidikan vokasi adalah qualified job creator dan job seeker.
“Pendidikan vokasi harus mengetahui apa yang dibutuhkan dunia usaha dan industri. Dalam pendidikan vokasi 30% di kelas, 70% di teaching factory dan magang di dunia industri. Mereka melakukan praktik langsung di lapangan. Harus mengenal baik dunia industri dan usaha sebelum terjun ke dunia itu”, katanya.
Tak hanya itu, Kementan juga meningkatkan sarana penunjang proses pembelajaran siswa/mahasiswa dan kerjasama dengan DUDI maupun instansi pendidikan lain untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. “Semoga dengan segala upaya Kementan, dapat lahir generasi milenial yang dapat melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian,” ungkap Dedi.
Berbagai prestasi pun ditunjukkan oleh salah satu Mahasiswa Tingkat IV Polbangtan Gowa Taufik Hidayat menorehkan prestasi lulus mengikuti seleksi kegiatan Formasita Goes To Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Forum Mahasiswa Beasiswa Usulan DPD-RI Tamsil Linrung (Formasita).
Taufik akan mengikuti kegiatan Formasita Goes To International (FGTI) bersama 64 mahasiswa lainnya yang berasal dari berbagai universitas ternama se-Indonesia ke tiga negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.
Formasita merupakan lembaga yang bergerak dalam penyaluran beasiswa kepada mahasiswa/pemuda yang memiliki kemauan untuk belajar di jenjang perguruan tinggi dan sebagai wadah pengembangan sumberdaya pemuda/Mahasiswa.
Istimewanya dari 65 orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan “Formasita Goes To International” (FGTI) ini, hanya 8 orang yang mendapatkan “Fully Funded” atau sepenuhnya dibiayai yayasan dan adapun selebihnya “50% funded”. Nah, Taufik merupakan Salah satu diantara 8 orang mahasiswa yang berhasil mendapatkan “Fully Funded” dalam mengikuti kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah yang paling membanggakan saya dapat Fully funded yang mana seleksinya yang sangat ketat bersaing dengan kampus-kampus ternama di Indonesia. Untuk yang Fully funded hanya 8 orang dan saya termasuk di antara 8 orang tersebut”. Ujar Taufik.
Kegiatan FGTI rencananya dilaksanakan mulai tanggal 4 hingga 28 Agustus 2022 di 4 Negara yakni Indonesia, Singapore, Malaysia dan Thailand.
Sebelumnya, kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia tersebut melakukan seleksi yang sangat ketat sebanyak 3 tahap. Tahap pertama yaitu seleksi administrasi diikuti sekitar 500 orang dan meloloskan hanya 180 peserta, kemudian lanjut ke tahap kedua yakni Mini project menjaring 85 orang, dan terakhir tahap ketiga meloloskan 65 orang peserta yang berhak untuk mengikuti Formasita Goes To International di tiga negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.
“Terima kasih saya sampaikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan), Direktur Polbangtan Gowa, Civitas akademika, terkhusus untuk dosen saya yang sangat luar biasa yang telah memberikan saya perubahan sehingga saya bisa membanggakan kampus”ujar Taufik.
Meskipun berupa pendidikan kedinasan dibawah Kementerian Pertanian, kualitas mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) tidak kalah dengan mahasiswa universitas lainnya.