AMBON – Krisis pangan telah melanda di berbagai negara. Iklim yang tidak menentu, hujan ekstrem, bencana alam mengakibatkan petani gagal panen karena kebanjiran atau kekeringan ditambah lagi ledakan hama dan penyakit yang melewati ambang batas menyebabkan kuantitas pangan tidak seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk.
Demi menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan dalam negeri untuk mengantisipasi kemungkinan adanya krisis global yang panjang, Kementerian Pertanian secara konsisten terus fokus peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Antisipasi tersebut ditunjukan salah satunya dengan mengedukasi generasi muda dalam pemanfaatan alternatif bahan pangan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa krisis pangan global sudah di depan mata, dari 60 negara yang mengalami krisis 40 diantaranya dalam tahap menuju kehancuran.
Lebih lanjut SYL mengatakan, “Pemicu krisis pangan global diantaranya disebabkan oleh pandemic covid-19, perubahan iklim dan perubahan geopolitik dunia. Pertanian adalah sesuatu yang strategis, penting dan sangat besar, maka hadirkan nurani, komitmen emosional kebangsaan dan komitmen keberpihakan kepada rakyat dalam bekerja. Jadikan kerjamu adalah bagian dari ibadah”, ajak SYL.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut Kementerian pertanian telah mengeluarkan jurus dan strategi seperti peningkatan produksi pangan terutama cabai, bawang merah, gula dan daging sapi, pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu dan sorgum serta upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk ekspor.
Kepala Badan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi menyebutkan bahwa Badan SDM memiliki peran dan berada di garis terdepan dalam program pelatihan pengembangan kapasitas SDM pertanian.
“Segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP”, ujar Dedi. Dedi juga mengatakan untuk mencapai produktivitas yang baik, dibutuhkan SDM pertanian yang handal yaitu petani dan penyuluh, bagaimana menciptakan penyuluh dan petani dengan kualifikasi tersebut. Dan hal tersebut adalah tugas pelatihan, tugas widyaiswara dan pengelola pelatihan pertanian.
Badan SDM pertanian sebagai unit eselon 1 yang memiliki mandat penyiapan SDM pertanian yang profesional dan penyelenggara fungsi penyuluhan, pelatihan maupun pendidikan, bertanggung jawab pula dalam upaya pencegahan dan penanggulangan krisis pangan global yang saat ini sedang melanda negeri.
Melalui Politeknik Pembangunan (Polbangtan) Gowa, BPPSDMP baru-baru ini berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada para Petani dan Penyuluh yang berada di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Bimtek tersebut berlangsung selama 2 hari, 25-26 Agustus 2022 di Lapangan Dusun Parigi Kecamatan Seram Utara dan di Kantor Balai Pertemuan Negeri Kecamatan Seram Utara Timur Kobi.
Lokasi pelatihan yang ditempuh sekitar 12 jam melalui darat dan laut dari kota Ambon tersebut dihadiri langsung oleh anggota DPR RI asal Maluku Saadiah Uluputty. Narasumber utama pelatihan dihadirkan petani cabai milenial sukses asal Maluku, La Ode sindara. Turut hadir pula Kepala BPP, para Kepala Desa, dan peserta Bimtek sebanyak 225 orang yang terdiri atas para petani dan penyuluh setempat.
Mewakili Direktur Polbangtan Gowa, P.Tandi Balla yang juga turut hadir pada pelaksanaan Bimtek mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai upaya pemerintah dalam membangun kapasitas sumberdaya manusia pertanian yang kompeten sehingga secara signifikan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian yang ada di Kabupaten Maluku.
Pada kesempatan tersebut P. Tandi Balla juga berharap nantinya ada mahasiswa ataupun penyuluh yang berasal dari Kabupaten Maluku Tengah yang melanjutkan pendidikannya di Polbangtan Gowa, sehingga regenerasi petani di provinsi Maluku akan terus berlanjut kedepannya.
Saadiah Uluputty saat membuka acara sangat mengapresiasi Polbangtan Gowa yang telah mau bekerjasama dan melaksanakan kegiatan bimtek.
“Terima kasih kepada Polbangtan Gowa yang mau bekerjasama mengadakan kegiatan di tempat terpencil ini, di pesisir ini, yang dimana lokasi tersebut yang membedakan dengan Bimtek yang lainnya” ujar Saadiyah.
Saat membawakan materi sekaligus membuka kegiatan, Saadiah Uluputty juga mengatakan “Bimtek ini dilaksanakan agar kapasitas SDM petani dan penyuluh ditingkatkan, melatih keterampilan, dan mendampingi masyarakat dengan baik.”
La Ode Sindara selaku pemateri yang juga petani cabai milenial memanfaatkan momen ini untuk mensosialisasikan program Jaringan Petani Nasional (JPN).
“Program JPN adalah program pemerintah yang merekrut para pemuda agar bisa terdaftar di Jaringan Petani Nasional, yang menyatukan petani muda milenial untuk bersama-sama berkontribusi membangun kewirausahaan.”
Pada kesempatan ini juga La Ode Sindara mengajak petani untuk berkontribusi dalam mencegah krisis pangan dengan cara menanam cabai dirumah masing-masing.
“Menanam cabai di rumah merupakan tindakan kecil namun real untuk mencegah terjadinya krisis pangan melanda negeri” jelas Sindara.