BONE – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada seluruh Unit Pelaksana Tugas di bawah Kementerian Pertanian untuk melakukan langkah-langkah konkrit seperti pengobatan, pemberian vitamin, vaksinasi dan kegiatan penyuluhan sebagai tindakan preventif virus PMK.
Merespon hal tersebut Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa Syaifuddin menginstruksikan kepada para dosen maupun mahasiswa jurusan peternakan untuk turun kelapangan memberikan penyuluhan ke para peternak.
“Kami menginstruksikan semua mahasiswa di lapangan agar aktif mendeteksi penyebaran virus PMK. Kami juga segera membentuk tim pengabdian masyarakat yang melibatkan unsur pendidik dan tenaga kependidikan untuk memberikan sumbangsih dalam mengatasi penyebaran virus ini”, tutur Syaifuddin.
Diketahui bahwa Polbangtan Gowa telah beberapa kali menurunkan tim ke para peternak yang berada di wilayah Sulawesi Selatan untuk melakukan penyuluhan dan pemberian vitamin kepada para peternak khususnya yang berada di Kabupaten Bone dan Maros. Penyuluhan tersebut dilakukan oleh mahasiswa jurusan peternakan yang didampingi oleh dosennya.
Hal tersebut rencananya akan terus dilakukan ke wilayah lain di Sulawesi Selatan agar para peternak selalu sigap dan tahu bagaimana mereka memeriksa kondisi kesehatan fisik hewan ternaknya. Selain itu, diharapkan peternak senantiasa menjaga kebersihan kandang dan pakan, sehingga tidak mudah terpapar virus PMK.
Sebagai upaya pembekalan kepada mahasiswa jurusan peternakan yang akan turun ke lapangan menangani PMK, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa mengadakan workshop pada kamis (14/07) di Kampus II Polbangtan Gowa.
Workshop yang diikuti oleh seluruh mahasiswa tingkat 1 dan 2 tersebut secara teknis membekali tentang pengenalan dan penanganan PMK serta manajemen kandang agar terhindar dari berbagai penyakit maupun virus ternak.
Menteri Pertanian (Mentan) terus mendorong seluruh jajarannya untuk mengadakan kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai langkah preventif dan kuratif atas adanya penyebaran wabah PMK di berbagai daerah.
“Pemerintah langsung bergerak cepat dengan memberikan bantuan obat, antibiotik, dan vitamin. Meski angka kematian cukup rendah tidak membuat pemerintah menyepelekan PMK. Saya memerintahkan seluruh jajaran hingga tingkat daerah meningkatkan pengawasan”, ujar Mentan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.
“Kewaspadaan dan disiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat. BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge dalam upaya penanggulangan PMK. Hal tersebut guna meningkatkan kompetensi pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran”, papar Dedi.
Dedi juga mengungkapkan bahwa seluruh komponen di bawah BPPSDMP wajib turun, terutama tenaga medik dan paramedik dalam menanggulangi wabah PMK.
Andi Fathana salah satu mahasiswa jurusan peternakan sangat antusias mengikuti workshop tersebut. Dia mengatakan bahwa dalam workshop tersebut diajarkan tentang teknis pengelanan, penanganan PMK serta manajemen kandang ternak.
“Selain mengenai penangan PMK kami diajarkan juga tentang manajemen kandang. Bentuk pengelolaan kandang meliputi; fungsi kandang, persyaratan kandang, tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya dan fasilitas kandang,” ungkap Fathana.
Fathana juga mengatakan bahwa ilmu serta pengetahuan manajemen kandang sangat penting diketahui sebagai upaya preventif terhadap serangan penyakit maupun virus terhadap ternak.