GOWA – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus mendorong seluruh jajarannya untuk mengadakan kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai langkah preventif dan kuratif atas adanya penyebaran wabah PMK di berbagai daerah.
Menurutnya PMK yang mewabah saat ini bisa ditangani dengan beberapa strategi pendekatan. Pertama misalnya Mentan dengan menerapkan strategi intelektual sebagai langkah percepatan. Selain itu juga dengan strategi manajemen, sebagai langkah penguatan dan ketiga adalah strategi perilaku sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.
“Kewaspadaan dan kedisiplinan kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat. BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge dalam upaya penanggulangan PMK. Hal tersebut guna meningkatkan kompetensi peserta dalam pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran”, papar Dedi.
PMK ini merupakan penyakit yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa, dsb.
PMK ditandai dengan ditemukannya lepuh yang berisi cairan pada lidah, gusi, hidung dan kuku hewan yang terinfeksi, tidak mampu berjalan, air liur berlebihan, dan hilangnya nafsu makan.
Dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan PMK, Kementerian Pertanian (Kementan) secara intensif terus mendukung upaya pemerintah daerah guna mengendalikan penyebarannya pada ternak di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Salah satu dukungan tersebut, Pada Selasa 2 Agustus 2022, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa didampingi oleh Wakil Direktur I, dan Ketua Jurusan Peternakan, melakukan koordinasi ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka pelaksanaan program pendampingan penyuluhan PMK.
Direncanakan melalui penerapan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), mahasiswa Polbangtan Gowa akan dimagangkan di daerah yang berada di wilayah provinsi Sulawesi Selatan sebagai pendampingan penanggulangan PMK.
Direktur Polbangtan Gowa, Syaifuddin mengatakan saat ini Polbangtan Gowa fokus melaksanakan program Kementan dalam mengantisipasi PMK.
“Kami sudah lakukan sosialisasi dalam menangani PMK ke Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Bone” Ucap Syaifuddin.
Syaifuddin menambahkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa sudah diberikan pembekalan pencegahan PMK dan siap berkolaborasi membantu dalam penanggulangan PMK di lapangan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulsel, Nurlina Saking menyambut baik dan sangat bangga dengan Polbangtan Gowa.
“Kami sangat bangga dengan Polbangtan Gowa yang melakukan magang mandiri di tengah pandemi. Daripada di rumah, anak-anak ini bisa melihat peluang, memanfaatkan waktunya, dan mereka mandiri. Saya pikir itu suatu keberhasilan mendidik dari tenaga pendidiknya karena mereka betul-betul datang belajar, bisa memanfaatkan waktu dan mensupport yang bisa kami jadikan role model bagi mahasiswa-mahasiswa yang lain” ucapnya.