Dalam rangka memperkuat pembelajaran berbasis praktik sekaligus mendekatkan mahasiswa dengan dunia kerja, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa melaksanakan program Magang Tugas Akhir (MTA) bagi mahasiswa tingkat akhir.
Empat mahasiswa Program Studi D3 Budidaya Tanaman Hortikultura (BTH) menjalani MTA di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Wanua Lampoko, yang terletak di Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Mahasiswa yang mengikuti program ini adalah Nur Ilma, Fasha Shanrila, Arini Aprilia, dan Altia Kusuma Dewi. Mereka menjalani proses magang selama kurang lebih tiga bulan di P4S yang dikenal aktif dalam pemberdayaan petani dan pelatihan berbasis praktik langsung di lapangan.
Melalui MTA ini, mahasiswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan budidaya tanaman hortikultura, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pemasaran. Selain itu, mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan petani lokal, salah satu fokus utama dari P4S Wanua Lampoko.
Nur Ilma, salah satu peserta magang, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti program ini. Menurutnya, pengalaman magang ini memberikan pembelajaran yang tidak bisa didapatkan sepenuhnya di dalam kelas.
“Di sini kami benar-benar terjun langsung ke lapangan. Kami belajar tentang budidaya hortikultura dengan pendekatan praktis, sekaligus memahami bagaimana petani mengelola lahannya dengan berbagai tantangan yang mereka hadapi. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami,” ujarnya.
Sementara itu, Fasha Shanrila menambahkan bahwa selain aspek teknis pertanian, ia juga mendapatkan pelajaran penting tentang kerja sama tim dan komunikasi dengan masyarakat.
“Kami dilatih untuk bekerja dalam tim, berinteraksi dengan petani, bahkan ikut berdiskusi soal strategi usaha tani. Ini membentuk kami menjadi pribadi yang lebih adaptif dan peka terhadap lingkungan sosial,” katanya.
Arini Aprilia juga merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh kampus. Ia menyebut bahwa magang di P4S merupakan bentuk nyata pembelajaran vokasi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
“Kami jadi lebih siap menghadapi tantangan di lapangan setelah lulus nanti. P4S memberikan banyak ruang untuk belajar secara langsung, dan kami merasa dibimbing dengan sangat baik oleh para pelatih di sini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Altia Kusuma Dewi menilai bahwa P4S menjadi tempat yang ideal untuk menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh di kampus.
“Kami tidak hanya belajar soal budidaya, tapi juga bagaimana melihat pertanian sebagai sebuah sistem usaha. Kami juga diajak untuk melihat pentingnya inovasi dan kemandirian petani,” ungkapnya.
Pihak P4S Wanua Lampoko menyambut positif kehadiran mahasiswa Polbangtan Gowa. Menurut mereka, kehadiran mahasiswa tidak hanya memperkaya aktivitas pelatihan di lapangan, tetapi juga menjadi bagian dari proses transformasi pertanian yang melibatkan generasi muda.
Program Magang Tugas Akhir ini merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran Teaching Factory yang diterapkan oleh Polbangtan Gowa, di mana mahasiswa diarahkan untuk belajar melalui proses produksi nyata dan berorientasi pada kebutuhan dunia usaha dan industri pertanian.
Dengan adanya program ini, Polbangtan Gowa berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis tinggi, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan semangat inovasi yang kuat untuk membangun sektor pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan.